Masa modern ini, manusia justru lebih cepat terkena penyakit. Penyakit-penyakit seperti ginjal, asam urat, diabetes, obesitas dan lain-lain, yang dulunya hanya terkena orang yang sudah tua, sekarang juga menyerang manusia yang masih berusia muda. Padahal teknologi kedokteran dan pengobatan sudah berkembang sangat pesat. Di sisi lain, dalam penaklukan pasar, kesehatan pun menjadi komoditas. Kini, hidup sehat adalah barang mahal. Kebanyakan orang yang tidak mampu secara ekonomi menempuh jalan pengobatan alternatif. Dengan menggunakan ramuan herbal, misalnya.
Selain itu, reduksionisme (baca: memecah-mecah) ilmu pengetahun telah menjadikan ilmu kedokteran terbagi-bagi menjadi spesialis tertentu. Ada dokter spesialis jantung, spesialis ginjal, spesialis paru-paru, dan sebagainya. Menarik menyimak pernyataan Prof. Dr. Hiromi Shinya, pakar enzim dari Jepang:
“Jarang dokter yang mau melihatnya melalui sistem tubuh secara keseluruhan. Dokter jantung hanya fokus ke jantung. Padahal, penyebab pokoknya bisa jadi justru di usus. Demikian juga dokter-dokter spesialis lain. Pendidikan dokter spesialislah yang menghancurkan ilmu kedokteran yang sesungguhnya.”
Ternyata, memang banyak orang yang sakit karena pola makan yang salah.
Salah Makan
Selama ini cara makan yang lazim kita kenal adalah empat sehat lima sempurna. Empat sehat terdiri atas karbohidrat (nasi, singkong, roti), protein hewani (daging, ikan, dsb), protein nabati (sayuran), dan buah-buahan. Lima sempurna dengan ditambah susu. Pola makan semacam ini lah yang sebenarnya merusak tubuh kita.
Karbohidrat, jika tidak dicampur bahan lain membutuhkan 2 jam untuk dicerna oleh tubuh dengan bantuan enzim pankreas. Sementara, protein hewan membutuhkan waktu 3 jam untuk dicerna oleh balutan enzim dari empedu. Enzim-enzim ini hanya sanggup berproduksi selama 4 jam saja, lalu butuh istirahat. Buah-buahan dapat segera dicerna dalam waktu 15 – 20 menit.
Makanan juga terbagi menjadi bahan makanan yang bersifat asam (PH: 1-6) dan basa (PH: 7-14). Karbohidrat, protein dan lemak tergolong makanan asam, sementara sayuran dan buah tergolong makanan basa.
Kebanyakan dari kita lebih banyak makan makanan asam daripada makanan basa. Makanan utama dianggap karbohidrat dan daging, sedangkan sayuran dan buah dianggap makanan pelengkap. Akibatnya, darah menjadi asam dan kental sehingga sangat rentan terkena penyakit jantung, asam urat dan ginjal.
Pola makan empat sehat lima sempurna ternyata adalah pola makan yang sangat buruk. Misalnya, kita makan nasi, ikan dan sayur. Makanan tersebut bercampur dan membutuhkan waktu 7 jam untuk dicerna oleh tubuh. Karena, rupanya, bahan karbohidrat dan protein daging tidak bisa dicampur. Proses yang lama ini mengakibatkan makanan tidak dibungkus oleh enzim secara maksimal. Enzim pankreas dan empedu hanya sanggup berproduksi selama empat jam saja. Enzim pankreas menjadi sangat kelelahan dalam mengolah campuran karbo-daging dan akhirnya pankreas mudah rusak. Penderita diabetes umumnya mengalami kerusakan pankreas karena pola makan yang salah. Hormon insulin untuk menetralisir gula darah tidak mampu lagi diproduksi oleh pankreas.
Setelah kenyang menyantap makanan utama, kita melahap buah-buahan. Buah-buahan sebenarnya hanya butuh 15 menit untuk dicerna, namun karena terhalangi oleh tumpukan makanan di lambung, akhirnya buah-buahan membusuk. Buah mengandung gula, sementara di lambung terdapat asam. Akhirnya, makanan yang terlumuri gula (buah) berfermentasi dengan bantuan asam lambung (seperti tape) menjadi busuk. Jadi, setelah makan, tidak boleh makan atau minum yang manis-manis selama 3-4 jam.
Sampai di usus penyerapan, makanan yang kita makan tidak lain hanya menjadi sampah. Keadaannya busuk dan tidak terbalut enzim. Bukannya menyerap makanan secara maksimal, usus penyerapan justru mengeluarkan sel darah putih (leukosit) karena menganggap makanan yang tidak terbungkus enzim itu adalah racun. Sari-sari makanan yang sedikit itu sampai ke darah dalam keadaan yang sangat menyedihkan.
Terakhir, kita minum susu. Susu adalah perusak usus. Menurut Prof. Dr. Hiromi Shinya pengarang buku The Mira¬cle of Enzyme, keadaan usus orang yang minum susu adalah bolong-bolong, bercak-bercak hitam, menyempit, dan bisul-bisul. Usus sehat digambarkan berbintik-bintik rata, kemerahan dan segar. Usus manusia hanya dapat menerima susu manusia (ASI). Mengkonsumsi susu binatang hanya akan membuang-buang enzim yang sebenarnya dibutuhkan tubuh. Tentang manfaat enzim akan diulas dalam tulisan yang lain.
Susu dianggap sehat karena tuntutan pasar. Tidak jarang para peneliti susu dibayar oleh korporasi untuk mengatakan susu sapi (binatang) itu bermanfaat.
Pola Makan Alami
Tahukah Anda, bahwa ada cara hidup sehat yang lebih baik dibandingkan obat-obatan, ramuan dan dokter? Suatu cara hidup sehat dan pengobatan menyeluruh. Ya, ada, namanya Food Combining. Banyak orang yang sudah mengikuti mengaku sembuh dari penyakit diabetes, jantung, asam urat, maag akut, ginjal dsb.
Pola makanan serasi atau Food Combining adalah pola makan sehat alami yang selaras dengan fungsi metabolisme tubuh, khususnya kerja sistem pencernaan. Pola makanan ini baru dikenal di Indonesia pada tahun 1996. Pakarnya bernama Andang Gunawan. Dengan menerapkan food combining, proses pencernaan dan penyerapan sari-sari makanan dapat berlangsung optimal tanpa meninggalkan banyak sampah yang bersifat racun bagi tubuh.
Prinsip-prinsip Food Combining adalah:
Pertama, memahami siklus kerja tubuh. Pada pukul 04.00 – 10.00 adalah saat tubuh bekerja membuang sisa-sisa metabolisme dan sisa makanan dari usus besar. Enzim pencernaan belum aktif. Makanan yang bisa makan pada jam-jam itu adalah buah karena buah tidak memerlukan enzim untuk dicerna. Hanya butuh enzim dari air liur saja, olehnya kunyahlah buah hingga halus betul.
Jam 10.00 – 20.00, tubuh kita sedang melakukan pencernaan makanan. Enzim pencernaan sudah aktif. Kita sebaiknya makan protein hewani bersama dengan sayuran pada siang hari (jam 11). Setelah makan siang, kita merasa lapar dan bisa makan lagi setelah 3-4 jam kemudian. Bisa makan buah lagi, atau alpokat atau kacang-kacangan pada sore hari.
Batas jam makan mlam adalah jam 19.00 karena setelahnya sampai jam 20.00, kita memberikan kesempatan pada tubuh kita untuk mencerna makanan. Sebelum tidur, kita harus minum jus sayuran. Pilihkan dua jenis sayuran, misalnya tomat campur wortel, timun campur tomat, labu siam campur timur, dan lain-lain.
Prinsip kedua, makan buah 15 menit sebelum makan, bukan makan buah atau minum dan makan yang manis-manis setelah makan. Makan buah tidak boleh dicampur dengan bahan makanan lain.
Ketiga, tidak mencampurkan protein hewan (daging) dengan karbohidrat. Makan lah ikan, ayam, daging sapi dengan sayur-sayuran. Begitu juga nasi atau ubi atau kentang (karbohidrat) hendaknya dimakan dengan sayuran saja. Lebih baik bila makan selalu dengan dua jenis sayuran.
Keempat, bahan makanan yang harus dihindari adalah pemanis buatan, softdrinks seperti cola, makan kaleng, makanan ringan yang mengandung tepung-tepungan (gluten), dan penyedap rasa (MSG). Hindari juga makanan yang mengandung gula terlalu banyak, misalnya kopi yang terlalu manis. Pemanis terbaik adalah madu karena bersifat netral (PH 0).
Kelima, tidur jam 10 malam. Kita tidak boleh sering begadang karena metabolisme pembersihan tubuh hanya bisa terjadi dalam keadaan kita tidur malam.
Kita masih bisa melanggar, misalnya jika kita ingin sekali makan junk food atau makan makanan yang kita anggap enak. Namun kita melakukannya hanya sekali-kali, tidak boleh sering, misalnya sebulan sekali.
Dengan pola makan dan hidup seperti ini, kita bisa mendapatkan kesehatan maksimal tanpa perlu sering-sering ke dokter.
(Diolah dari berbagai sumber)
Palu, Arsip 2011
Ditulis untuk Majalah Silo Edisi 44, Yayasan Merah Putih Palu, dimuat kembali di blog ini untuk tujuan pendidikan.
Komentar
Posting Komentar