Langsung ke konten utama

Kebaikan-kebaikan Cinta

I

...
itu cinta pelukan,
pelukanku dan pelukan kau
menerbitkan cinta.
Ugh, sedapnya.
Aku jadi tahu
kenapa kita laju-laju
dari kawan
menjadi kekasih:
itu awalnya,
kupikir,
dari pelukan.
(14-01-10)


II

Ya, Pohonku,
kau sedang menerima kasihku.
Kebahagiaan apalagi buatku
selain menyayangi kau dan revolusi.
Keduanya selalu ingin kulekatkan,
hingga kutahu artinya
bahwa indah dan bahagia itu
panen yang kutuai dari perjuangan
yang tahan uji--yang selalu kucari caranya,
yang tak pernah ringan,
memang.

Tak pernah ringan, sayang,
harus selalu ingat itu,
tak pernah ringan,
agar kita selalu menempuhnya
dengan saling menenggang rasa,
saling memaafkan,
saling toleran,
bila,
dalam perjalanannya kita kalah,
salah,
dan harus bangkit lagi,
BERDUA.

(08-01-10)

III

Nilai cinta kita,
agar bermartabat,
terletak pada perjuangan kita
mengatasi hambatan-hambatannya,
kesulitan-kesulitannya dengan
benar--ilmiah dan baik hati
tanpa mengorbankan kegembiraan,
kebahagiaan kita,
dan dengan tidak menyakiti
serta mengorbankan orang lain.

(24-01-10)

D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengorbanan Terbaik Manusia Indonesia*

Oleh: Sherr Rinn “Orang yang paling bahagia adalah mereka yang memberikan kebahagiaan terbesar kepada orang lain.” (Status Facebook Sondang Hutagalung, 19 September 2011) “Untuk memberikan cahaya terang kepada orang lain kita jangan takut untuk terbakar. Dan bagi mereka yang terlambat biarlah Sejarah yang menghukum-nya.” (Sondang Hutagalung)

FPRM Sulteng Serukan Lawan Korupsi dengan Membangun Gerakan Rakyat Mandiri

FPRM News – Puluhan massa Front Politik Rakyat Miskin (FPRM) Sulteng melakukan aksi peringatan hari Anti Korupsi se-dunia di depan gedung DPRD Sulteng pada hari Rabu (09/12) lalu. Massa aksi menuntut penuntasan semua kasus di Indonesia secara transparan dan partisipatif. Menurut mereka rezim SBY-Budiono dan elit-elit politik di parlemen maupun di yudikatif tidak mampu menutaskan kasus korupsi yang terjadi karena lemahnya tenaga produktif dan tingginya budaya konsumerisme.

Sering Dituduh Pencuri Bisa Dapat Penghargaan

Subuh, gelap, belum ada cahaya matahari yang menghalau ketenaran bintang-bintang di langit. Sebagian besar orang masih meringkuk di tempat tidur. Sementara itu, orang-orang yang taat ibadah berlomba memenuhi panggilan masjid untuk shalat. Pria bertubuh sedang, berkulit cokelat ini  juga sudah bangun, bahkan pada jam 5 sepagi itu, ia sudah siap bergegas meninggalkan rumah. Rumah kontrakan berdinding papan beratapkan rumbia. Kisah ini bukan kisah seorang tani di desa. Ia hidup di kota Palu, bertempat tinggal di jalan Nenas.