Langsung ke konten utama

Lero Tatari

Desa membukitkan kelapa.
Ia tegaskan hijau sawah agar meneduhkan mata,
memberi makan bagi mereka yang bekerja bermandi lumpur.
Akh, tidak! Pemilik tanah mendapat lebih banyak,
menghisap keringat darah
meneguknya habis rakus sebagai madu.


Menuruni lembah pantai di kala senja
kau temukan sunset,
bulatan jingga berbinar-binar sepenuhnya.
Ia turuni ufuk perlahan-lahan hingga tinggal separuh,
lalu menggelincir cepat meninggalkan aku
yang masih terbengong-bengong akan keindahannya.
Aku jadi teringat sesuatu,
menepiskan sedih.

Orang-orang baik petani dan nelayan,
mengangguk-angukkan kedatangan kami,
mahasiswa KKN sebagai pembawa perubahan.
Akh, tidak, kalian akan kecewa.
Kaki dan tangan kami dirantai,
oleh hanya program penyuluhan dan olahraga,
lengkap dengan larangan berpolitik praktis.
Mana mungkin ada perubahan menyeluruh tanpa perjuangan politik.

Di sini banyak pemberian
orang-orang desa baik petani dan nelayan,
yang dari orang-orang miskin.

Hari beranjak malam, dingin,
membintangi laut menyeret angin,
menyoraki perahu-perahu nelayan untuk mencari.
Kutengadahkan kepala:
halo bulan, melingkar-lingkarkan warna-warni pelangi,
menerima kasih kebaikan matari sumber kehidupan,
harapan manusia dan bumi yang haus pembebasan.

Aku teringat-ingat perjuangan yang belum selesai, untuk,
Revolusi tersayang.

Lero Tatari, 24 Juli 2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PHK Karena Pandemi

Belakangan marak pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan alasan pandemi Covid-19 (virus corona). Pengusaha mengaku order mengalami penurunan akibat perlambatan ekonomi, sehingga terpaksa harus melakukan PHK terhadap para pekerja dengan alasan force majeur (keadaan memaksa). Kondisi ini terutama menimpa industri tekstil yang padat karya dan sangat kompetitif dalam persaingan di pasar. Akibatnya terjadi dua jenis PHK sebagai berikut: 1. PHK bagi pekerja berstatus kontrak dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Pekerja kontrak dikenai PHK begitu saja tanpa diberikan uang sisa masa kontrak. Dalihnya adalah keadaan memaksa menyebabkan perjanjian batal dengan sendirinya sebagaimana yang diatur dalam: a. Pasal 1244 KUH Perdata Debitur harus dihukum untuk mengganti biaya, kerugian dan bunga bila ia tak dapat membuktikan bahwa tidak dilaksanakannya perikatan itu atau tidak tepatnya waktu dalam melaksanakan perikatan itu disebabkan oleh sesuatu hal yang tak terduga, yang tak dapat dipertangg

Resume Situasi Sulawesi Tengah tahun 2009

Situasi Daerah Ø   Kapitalisme sebagai tahap tertinggi/akhir dari masyarakat berkelas yang didorong oleh krisis-krisisnya telah mengintegrasikan dunia ke dalam satu cara produksi kapitalis. Ø   Kebijakan neoliberalisme sebagai obat dari krisis kapitalisme, yang saat ini dipakai sebagai mazhab ekonomi di Indonesia semakin memperdalam kemiskinan rakyat Indonesia, termasuk di daerah Sulawesi Tengah. Ø   Pada prinsipnya, berbagai kebijakan politik yang diproduk di Sulawesi adalah untuk memperkuat berbagai kebijakan rezim neoliberal untuk memuluskan masuknya modal asing. Apalagi, karakter borjuis lokal/elit daerah yang pengecut, bertenaga produktif sangat rendah, berpolitik untuk bisa korupsi, sehingga tidak heran banyak elit-elit politik yang menjadi kaya mendadak setelah memegang jabatan politik tertentu.

Lagi-lagi, Warga Jadi Korban Aparat

Darah kembali mengalir dari daging yang tertancap peluru. Korban itu bernama Erik alias Heri, warga Pakuli, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Heri meninggal terkena tembakan peluru polisi pada Minggu dini hari (9/10). Penyerbuan polisi itu dipicu oleh aksi tawuran antar-pemuda desa Bangga dan desa Kinta. Selain Heri, tiga korban lainnya luka-luka terkena peluru. Aliansi Masyarakat Anti Company (AMAN) Sulteng menggalang dana dengan turun ke jalan. Aksi ini sebagai bentuk protes kepada kepolisian yang melakukan penembakan hingga menewaskan nyawa warga. “Kami benar-benar mengutuk tindakan aparat polisi yang membabi-buta. Sumbangan ini bukan untuk membantu polisi bertanggungjawab, sumbangan ini untuk memperlihatkan bahwa masyarakat masih punya solidaritas. Semua dana yang terkumpul berjumlah Rp 1,7 juta sudah kami berikan ke beberapa korban,” kata Koordinator AMAN Sulteng, Nasrullah, pada Minggu (16/10).