Langsung ke konten utama

Lero Tatari

Desa membukitkan kelapa.
Ia tegaskan hijau sawah agar meneduhkan mata,
memberi makan bagi mereka yang bekerja bermandi lumpur.
Akh, tidak! Pemilik tanah mendapat lebih banyak,
menghisap keringat darah
meneguknya habis rakus sebagai madu.


Menuruni lembah pantai di kala senja
kau temukan sunset,
bulatan jingga berbinar-binar sepenuhnya.
Ia turuni ufuk perlahan-lahan hingga tinggal separuh,
lalu menggelincir cepat meninggalkan aku
yang masih terbengong-bengong akan keindahannya.
Aku jadi teringat sesuatu,
menepiskan sedih.

Orang-orang baik petani dan nelayan,
mengangguk-angukkan kedatangan kami,
mahasiswa KKN sebagai pembawa perubahan.
Akh, tidak, kalian akan kecewa.
Kaki dan tangan kami dirantai,
oleh hanya program penyuluhan dan olahraga,
lengkap dengan larangan berpolitik praktis.
Mana mungkin ada perubahan menyeluruh tanpa perjuangan politik.

Di sini banyak pemberian
orang-orang desa baik petani dan nelayan,
yang dari orang-orang miskin.

Hari beranjak malam, dingin,
membintangi laut menyeret angin,
menyoraki perahu-perahu nelayan untuk mencari.
Kutengadahkan kepala:
halo bulan, melingkar-lingkarkan warna-warni pelangi,
menerima kasih kebaikan matari sumber kehidupan,
harapan manusia dan bumi yang haus pembebasan.

Aku teringat-ingat perjuangan yang belum selesai, untuk,
Revolusi tersayang.

Lero Tatari, 24 Juli 2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengorbanan Terbaik Manusia Indonesia*

Oleh: Sherr Rinn “Orang yang paling bahagia adalah mereka yang memberikan kebahagiaan terbesar kepada orang lain.” (Status Facebook Sondang Hutagalung, 19 September 2011) “Untuk memberikan cahaya terang kepada orang lain kita jangan takut untuk terbakar. Dan bagi mereka yang terlambat biarlah Sejarah yang menghukum-nya.” (Sondang Hutagalung)

FPRM Sulteng Serukan Lawan Korupsi dengan Membangun Gerakan Rakyat Mandiri

FPRM News – Puluhan massa Front Politik Rakyat Miskin (FPRM) Sulteng melakukan aksi peringatan hari Anti Korupsi se-dunia di depan gedung DPRD Sulteng pada hari Rabu (09/12) lalu. Massa aksi menuntut penuntasan semua kasus di Indonesia secara transparan dan partisipatif. Menurut mereka rezim SBY-Budiono dan elit-elit politik di parlemen maupun di yudikatif tidak mampu menutaskan kasus korupsi yang terjadi karena lemahnya tenaga produktif dan tingginya budaya konsumerisme.

Sering Dituduh Pencuri Bisa Dapat Penghargaan

Subuh, gelap, belum ada cahaya matahari yang menghalau ketenaran bintang-bintang di langit. Sebagian besar orang masih meringkuk di tempat tidur. Sementara itu, orang-orang yang taat ibadah berlomba memenuhi panggilan masjid untuk shalat. Pria bertubuh sedang, berkulit cokelat ini  juga sudah bangun, bahkan pada jam 5 sepagi itu, ia sudah siap bergegas meninggalkan rumah. Rumah kontrakan berdinding papan beratapkan rumbia. Kisah ini bukan kisah seorang tani di desa. Ia hidup di kota Palu, bertempat tinggal di jalan Nenas.